Jumat, 18 September 2009

..." DI LEMBAH FANA "...

Tertatih-tatih membawa diri lalui waktu
terus tancapkan kaki-kaki di belahan-belahan bumi dan langit
melanglang hati dan jiwa,mencoba mencari serta mencari...
dermaga hidup labuhan sejati dalam rengkuhan Dzat Wajibal-wujud.
Tapi aku,kita dan kalian adalah mumkinul wujud...
yang tak punya hak atas hidup dan kehidupan yang kita miliki
Dia titipkan pada kita tak lebih dari setetes ke-Maha-an-Nya
Tentang jiwa yang kerap bertanya-jawab dan merencana,
Tentang hati yang menjadi sudut akhir rasa perasaan.
Oh...manusia...manusia...
Entah sampai kapan engkau membuka mata menatap-Nya utuh
Bahwa cara menilai-Nya tidaklah sama dengan cara menilai kita,
Bahwa benar-salah,suka-duka menurut kita adalah suasana diri,
Tidakkah kita telah adil pada diri kita sendiri?
Oh...manusia...
Tidakkah engkau buka hati dan jiwamu dengan sadar
Kerap kita menuntut hak tapi melalaikan kewajiban,
Kerap kita pandainya menilai salah tapi kita lupa diri,
Ketahuilah,manusia...
Kesalahan menurut kita janganlah di vonis berlebihan,karena itu mungkin adalah proses menuju kebenaran dan perbaikan menuju kebenarannya,karena manusia berangkat dari kebodohan memahami kebenaran tetapi manusia itu akan tahu kebenaran dengan melalui kesalahan-kesalahan itu sendiri.
Kesalahan bukan berarti dosa...Kebenaran bukan berarti sesuai dengan hukum praduga jiwa dan keinginan kita sendiri,kebenaran terlalu rumit untuk di nyatakan dalam wujud jasmaniyah,kebendaan ini.
Inilah lembah fana...
Persangkaan benar-salah,suka-duka,hitam-putihnya kebenaran kehidupan tidak untuk di ambisikan,karena sebuah ambisi yang di beri kekuatan untuk bangkit hanya akan menghidupkan wujud kebendaan di dirimu sendiri untuk melumatmu dan menghancurkanmu ke dalam dunia ini,engkau tak akan menemukan kesejatian dan kebenaran hidup jika hidupmu engkau abdikan pada keinginan-keinginan penuh ambisi,meskipun itu keinginan untuk bertemu dengan-Nya.karena pertemuan dengan-Nya bukan karena keinginanmu,bukan karena engkau inginkan,tetapi karena keinginan itu telah menjadi kemerdekaan atas ke-aku-an yang meng-aku-kan diri sendiri,lepas dan dengan-Nya.

Rah451a_cinta adalah Rah451a-Nya sendiri,
Hanya Dia yang Tahu...
sangpecinta-Nya

" B U L A N "

Pada puncak bukit yang berbatu...
Pada ukiran mega-mega memerah kelabu di kaki langit,
Mencipta renung dalam relung jiwa terenjana,
Menghanyut hati dalam kiasannya mencari...yach...mencari,
Mencoba berbagi dan menemukan cinta bahagia di kehidupan.
Tetapi...
Hendak jangan muram durja dan memacu jiwa dalam gelap,
Namun tuntun diri menungganginya,
Mencoba menemukan hikmah dan indah di dalamnya,
Jalani saja semuanya,apa adanya.
Mengalirlah...
Mengalirlah dalam hari-harimu dengan senyum bahagia,
Mengalirlah bersama hatimu menghadapi segala dera,
Tanpa sesal dan tanpa mengenal serah,
karena itulah nilai hidup.
Kepahitan tetap akan ada...
Sampai kapanpun itu tak akan pergi,
Secerdik apa bersembunyi dan menembus bumi,
Dunia ini tetap akan menghantarkanmu ke sana...ya...ke sana...
Kedalam dualisme sifat dunia,suka atau duka.
Maka,bulan...
Meski kelam menemaramkan diri dan cahya mu,
Meski berbagai Renjana mengurungmu,melukaimu.
Tetaplah engkau adalah bulan disana...
Yang tak akan berubah hanya karna cela dan prasangka,
Engkau bulan bukan hanya berada di tengah malam,
Yang cuma berakhir tatkala malam terganti pagi.
Engkau lah bulan...
Bukan buatan manusia,bukan benda dan bukan semata rekayasa.
Tapi engkau adalah bulan yang akan tetap hidup,
Dalam jiwa,dalam hati,dalam kenangan,
Dan dalam segenap hati yang menemu damai di sunyi indahmu.

Abadilah,bulan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kata adalah suatu mupakat dari hati seseorang yang dapat di dengarkan,tanpa mengharuskan diri kita kedalamnya.sesuatu akan kita dapatkan tanpa mengharapkan imbalan dari seseorang